R I S T E K

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

PROGRAM RISET,
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

I N T E R N A S I O N A L

Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Republik Indonesia

Monday, January 02, 2006
A. Kunjungan US-ASEAN Bussines Council

US-ASEAN Business Council (USABC) telah melakukan kunjungan misi bisnis ke Indonesia pada tanggal 15-19 Januari 2006. Kunjungan ini merupakan kunjungan reguler sejak beberapa tahun terakhir ke Indonesia. Maksud dari kunjungan kali ini adalah untuk mengetahui perkembangan terkini di Indonesia; meningkatkan kemitraan dengan Pemerintah Indonesia; melakukan dialog mengenai masalah yang menjadi perhatian dan minat bersama, sekaligus memperoleh informasi langsung dari pejabat RI, terutama yang terkait dalam bidang ekonomi, perdagangan, serta untuk mencari peluang bisnis.

Dalam kunjungannya, delegasi USABC terdiri dari 48 delegasi yang merupakan perwakilan perusahaan besar AS yang beroperasi dan mempunyai investasi di Indonesia, diantaranya adalah Exxon, General Electric, Johnson & Johnson, Coca Cola, Freeport, IBM, Ford dan Microsoft. Misi USABC ini dipimpin oleh ketuanya yaitu Mr. Mathew P. Daley dengan Co Chair, Mr. Robert Haines, sebagai Ketua Kompartemen US-Indonesia Business Council. Pada kunjungannya di Jakarta, Misi USABC melakukan pertemuan dengan Wapres RI, Menteri Perdagangan, Menteri Perhubungan, Menteri ESDM, Menteri Ristek, Menko Perekonomian, Kepala Bappenas, Menko Polhukam, Menteri Keuangan, Menteri Industri dan Menteri BUMN serta melakukan pertemuan dengan KADIN.


Dalam dialog tersebut, Menegristek menyampaikan fokus 6 bidang RISTEK yaitu Ketahanan Pangan, Energi, ICT, Transportasi, Kesehatan, dan Pertahanan untuk lima tahun kedepan. Selanjutnya, Menegristek juga menekankan bahwa Indonesia membuka peluang investasi pada bidang pangan (kacang kedelai dan gandum) dan alternatif energi termasuk wind energy. Target pada tahun 2025, Indonesia akan menggunakan biofuel yang berasal dari tanaman jarak, singkong, serta kelapa sawit. Dalam kesempatan tersebut, delegasi Amerika Serikat mempertanyakan kebijakan pemerintah di Bidang ICT, industri kapal PT Dirgantara Indonesia, bioteknologi, dan penyelenggaraan Good Governance serta peranan bidan dalam kesehatan ibu dan anak. Delegasi AS ini menyambut dengan baik kerjasama di masa mendatang dengan Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

B. Kunjungan Mernristek ke Amerika Serikat

Kunjungan Menegristek ke Amerika Serikat diawali dengan pertemuan dengan masyarakat Indonesia di Seattle. Pada kesempatan tersebut Menegristek menyampaikan perkembangan terkini dalam bidang riset dan teknologi. Keesokannya kunjungan dilanjutkan ke Boeing dan Menegristek mendapatkan penjelasan bahwa dewasa ini pihak Boeing terus berkompetisi dengan Airbus untuk terus mengembangkan design maupun teknik pesawat yang futuristik, hemat energi, lebih aman dan lebih nyaman dengan menghasilkan generasi Boeing 787. Pada saat kunjungan tersebut, Boeing sedang mengerjakan 30 buah pesawat Boeing 737 pesanan Lion Air. Kunjungan ini dapat memberikan gambaran bahwa Indonesia tetap merupakan pasar yang potensial dan diharapkan dapat terus terbina kerjasama yang juga bermanfaat untuk Indonesia

Setelah melakukan kunjungan ke Boeing, kunjungan dilanjutkan ke NOAA. (National Ocean Atmosfir Administration). Catatan penting dari kunjungan NOAA ini adalah informasi mengenai perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan tentang gejala alam, khususnya bidang kelautan dan keatmosfiran, yang sangat pesat di AS. Ditambah pula dengan terdapatnya pusat-pusat gempa di pantai barat AS, seperti antara lain Pusat Gempa Menlo Park di San Francisco dan Tsunami Center di Seattle dan Alaska.

Realisasi kunjungan ke NOAA tersebut adalah dengan ditandatanganinya Memorandum of Understanding between the Government of the Republic Indonesia and the Government of the United States of America on General Cooperation in Science and Technology for Natural Hazard Assessment, Analysis, Warning, Preparedness, and Mitigation pada tanggal 20 November 2006, dimana Ristek dan NOAA yang menjadi pelaksana MoU tersebut .

Kunjungan dari seattle dilanjutkan dengan kunjungan ke Washington DC. Agenda pertama yang dilakukan di Washington DC adalah pertemuan dengan para pengusaha di Amerika Serikat yang disponsori oleh IBM dan Microsoft. Pertemuan ini adalah tindak lanjut dari Kunjungan Misi USABC ke Kementerian RISTEKyang dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2006,dimana Menegristek Kusmayanto Kadiman, beserta para pejabat Ristek dan BPPT melakukan dialog bersama di VIP Room Gedung II BPPT.

Pada kunjungan tersebut, Menteri menyampaikan presentasi yang berjudul Indonesian Green Energy Action Plan yang antara lain mentargetkan bahwa pada tahun 2010 sekitar 10% dari konsumsi bahan bakar yang digunakan di Indonesia bersumber dari biofuel. Dari sekitar 60 jenis tanaman yang terseleksi terdapat 4 jenis tanaman yang sangat bepontensi untuk dijadikan biofuel yaitu keIapa sawit, tebu (gula), singkong (cassava) dan pohon jarak (jatropha curcas). Untuk mendukung target di atas, telah digariskan beberapa rencana aksi untuk tahun 2006 - 2010 yang antara lain menargetkan pembangunan perkebunan dan industri terkait seluas 5 juta hektar dalam waktu dekat di kawasan-kawasan yang telah terindentifikasi.

Dalam upaya untuk mendiversifikasi pasokan energi dan mendukung Green Energy Policy, Pemerintah telah menetapkan bahwa Indonesia akan memulai kembali rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang diharapkan telah mulai beroperasi tahun 2016 mendatang. Proses tender akan dilakukan tahun 2007 dan pembangunan reaktor diharapkan selesai tahun 2012. Wakil dari Bechtel, perusahaan AS yang bergerak di bidang konstruksi rancang bangun, menyampaikan keinginan mereka untuk terlibat dalam proses tender tahun depan.

Dalam kunjungannya ke Washington D.C, Menteri mengadakan pertemuan dengan para pejabat US Department of Energy dan NEI di KBRI Washington D.C. Dalam paparannya, Mr Brown, Senior Policy Advisor for Nuclear, menyatakan bahwa Global Nuclear Energy Partnership (GNEP) merupakan inisiatif Presiden Bush dalam menjawab tantangan untuk memperluas penggunaan energi alternatif sebagai jawaban atas terbatasnya sumber energi minyak. Sebagai tanggapannya Meneg Ristek menyampaikan grand design pemanfaatan energi nuklir Indonesia yang rencananya akan selesai dibangun pada tahun 2016, yang akan memberikan pasokan listrik untuk pulau Jawa, Madura dan Bali.

Pada bagian akhir dari pertemuan tersebut Menegristek meminta pihak AS agar memasukkan agenda mengenai kerjasama dalam rangka pemanfaatan energi nuklir dalam rangka kunjungan Presiden AS ke Indonesia yang direncanakan pacta akhir tahun 2006. Berkenaan dengan hal tersebut, pihak AS menyambut baik permintaan Meneg Ristek tersebut.