R I S T E K

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

PROGRAM RISET,
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

I N T E R N A S I O N A L

Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Republik Indonesia

Monday, January 02, 2006
Dasar dilakukannya kerjasama adalah Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Federal Republic of Germany on Co-operation in the Fields of Scientific Research and Technological Development yang ditandatangani di Jakarta pada 20 Maret 1979. Sampai dengan saat ini, kerjasama riptek antara kedua negara berlangsung dengan sangat aktif. Adapun bidang-bidang kerjasama adalah: Bioteknologi, Kelautan dan Kebumian, Business Technology Centre (BTC) dan Tsunami Early Warning System (TEWS). Kerjasama dikoordinasikan oleh Kementerian Negara Riset dan Teknologi dan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Jerman (BMBF). Kedua kementerian secara aktif memonitor perkembangan kerjasama dan berusaha mencari peluang-peluang kerjasama yang lebih aktif di masa yang akan datang. Mekanisme yang ditempuh adalah dengan mengadakan Interministerial Meeting setiap tahun.


Pada tahun 2006 ini telah dilakukan berbagai kegiatan yaitu:

1. The 3rd Indonesian-German Inter-Ministerial Meeting
diadakan di Berlin pada 21 April 2006. Tujuan pertemuan ini adalah membahas keseluruhan kerjasama Iptek, peluang-peluang kerjasama lebih aktif di masa yang akan datang serta membahas permasalahan yang terdapat pada kerjasama. Pada pertemuan ketiga tersebut, topik yang didiskusikan antara lain Business Technology Center; pelaksanaan Earth and Ocean Research Sciences, Indonesian-German Biotechnology Projects; serta hal-hal lain seperti kemungkinan untuk memperbarui perjanjian bilateral, capacity building untuk disaster management and marine sciences; kemungkinan kerjasama di bidang ICT and Energy; Internship program di BMBF; BMBF project on Integrated Water Resource Management; dan mengusulkan kerjasama di bidang Clean Development Mechanism (CDM). The 4th Indonesian- German Inter-ministerial Meeting akan diadakan di Indonesia, April 2007.


2. The 56th Lindau Nobel Laureates Meeting.
Indonesia mulai diundang secara resmi untuk mengirimkan peneliti-peneliti muda berbakat, ke pertemuan pemenang nobel di Lindau sejak tahun 2005. Pihak Lindau Committee menyambut baik partisipasi peneliti Indonesia dan akan mengikutsertakan Indonesia dalam setiap pertemuan. Sebagai dasar kerjasama antara Kementerian Negara Riset dan Teknologi dengan Lindau Committee, pada tanggal 28 Maret 2006, Menegristek dan Prof. Uhlenbusch (Representative President Office of Lindau) menandatangani LoI kerjasama. LoI kerjasama tersebut memungkinkan RISTEK mengirimkan delegasi untuk mengikuti pertemuan pemenang Nobel di Lindau, tanpa dikenakan biaya boarding dan lodging.

Pada pertemuan ke 56, Kementerian Negara Riset dan Teknologi mengirimkan delegasi yang terdiri dari 4 orang peserta (Dr. Eniya Listiani Dewi-BPPT, Dr. Vanny Narita-BPPT, Dr. Vieinerdi Suendo-ITB, Suwarti-UI). Setelah pertemuan di Lindau, Delegasi Indonesia akan mengunjungi pusat-pusat riset di Jerman. Program tersebut diatur oleh DFG (Germany Research Council). Biaya akomodasi (boarding dan lodging) delegasi Indonesia selama program di Lindau dan program kunjungan berlangsung ditanggung oleh Lindau Committee dan DFG.

Pertemuan Pemenang Nobel merupakan ajang bergengsi bertaraf internasional. Pertemuan ini memungkinkan peneliti – peneliti muda berprestasi, mendapatkan rekomendasi dari pemenang Nobel. Selain pertemuan, tahapan seleksi memungkin seseorang mendapatkan peluang lainnya. Misalnya: satu orang peneliti yang tidak lulus seleksi, mendapatkan tawaran beasiswa IFOK Jerman untuk bidang kimia.

3. Program Internship di BMBF.
Program ini ditawarkan setiap tahun kepada focal point kerjasama Iptek. Program internship mulai ditawarkan sejak tahun 2004. Melalui program internship ini, mereka yang terlibat dalam kerjasama Riptek Indonesia-Jerman, diberikan kesempatan untuk mempelajari sistem Iptek dan kapabilitas institusi-institusi terkait kerjasama Iptek yang ada Jerman. Batch pertama diikuti oleh Peter Karang (RISTEK). Batch kedua diikuti oleh Selli Salbiah, MLA dari RISTEK (2004) dan batch ketiga diikuti oleh Drs. Tito Setiawan, Msi dari BRKP selama bulan Agustus-September 2006. Selama masa internship tersebut, Drs. Tito Setiawan mengunjungi berbagai institusi-institusi mitra kerjasama Iptek, yaitu BMBF, PtJ Juelich, ZMT dan DAAD.

4. The 14th Indonesian-German Biotechnology Steering Committee Meeting.
Diadakan di Yogyakarta, 4-6 September 2006. Steering Committee meeting membahas on-going project kerjasama yang disetujui pada pertemuan ke 13, topik usulan kerjasama, peluang beasiswa khusus bidang bioteknologi dan joint workshop. Pertemuan dipimpin oleh Prof. Dr. Umar Anggara Jenie (Kepala LIPI), Dr. Wahono Sumaryono (Deputi TAB-BPPT), Dr. Bambang Setiadi (Deputi Bidang Program Riptek), Mr. Peter Hassenbach (Deputy Director Biotechnology division), Dr. Hans M. Biehl (PtJ), Dr. Heike Bauer (Deputy Director for bilateral cooperation BMBF), Mrs. Ilona Krueger Rechmann (Director DAAD), Mr. Wolfgang Lahr (German Embassy) dan Mrs. Andrea Heyn (German Embassy). Pertemuan juga dihadiri oleh peneliti-peneliti Indonesia dan Jerman.


Keputusan steering committee adalah:
a) Dari 11 topik usulan kerjasama, 2 topik telah disetujui untuk diimplementasikan yaitu: High value added products for the coating and plastics industry from byproducts of biodiesel production by white biotechnology process" dan "Bioprospecting on Indonesian agarwood: innovative biotechnological strategies to produce high value Indonesian agarwood and olfactory active compound." Sedangkan 2 projek usulan lainnya , yaitu valorisation of raw glycerol from biodiesel production by bioconversion to 1,3 propandiol dan Improvement of aquiliaria trees for sustainable production of agarwood using genetic engineering, direkomendasikan untuk digabung pada 2 project tersebut di atas.
b) 8 on-going project yang telah disepakati untuk tetap dilanjutkan.
c) Beasiswa khusus Bioteknologi tidak dalam skema kerjasama IG Biotechnology, namun beasiswa tersebut dapat diperoleh melalui DAAD dengan skema umum.
d) Pertukaran peneliti akan dijadikan bagian dari kerjasama IG Biotechnology
e) Melaksanakan the 15th Indonesian-German Biotechnology Steering Committee Meeting, di Jerman, November 2007.

Pertemuan steering committee dalam bidang bioteknologi merupakan event penting untuk menentukan keberlanjutan ataupun penerimanaan projek kerjasama baru.

5. The 6TH Earth and Ocean Research Sciences Steering Committee Meeting,
direncanakan akan diadakan di Denpasar pada 13 November 2006 namun ditunda hingga tahun 2007. Pertemuan ini mereview proyek-proyek kerjasama bidang kelautan dan kebumian yang tergabung dalam SPICE (Science for the Protection of Indonesian Coastal Ecosystem). SPICE project terdiri dari 5 cluster, yaitu:
- Cluster 1: Coral Reef Based Ecosystems and Resources
- Cluster 2: Strategies for a Sustainable Use of the Living Resources and Mariculture in Segara Anakan Lagoon
- Cluster 3: Coastal Ecosystems Health
- Cluster 3.1: Impact of the Land Sea Fluxes from Major Riviers of East Sumatera on Coastal Ecosystems Health: Pollutant Loads, Transport and Fate
- Cluster 3.2: Large Scale Mapping of Sustainable Environmental and Socio-Economic Mariculture in Indonesian Coastal Seas
- Cluster 4: Marine Natural Products
- Cluster 5: Marine Geology and Biogeochemistry
- Cluster 6: Governance and Management of Coastal Social – Ecological Systems

6. Kunjungan Dr. Harald Leisch,
Director of bilateral cooperation with Southeast Asia, Japan and South Asia DFG ke Indonesia, 21-23 November 2006. Kunjungan Dr. Leisch adalah untuk membahas rencana kerjasama di masa yang akan datang. Kerjasama RISTEK-DFG telah berlangsung dengan baik sejak bulan November 2002. Pola kerjasama adalah: Ristek menominasikan peneliti untuk melakukan exploratory visit (max 1 bulan) atau consultative visit (max 3 bulan) untuk mempersiapkan kerjasama Iptek dengan mitra Jerman. DFG akan membiayai living cost peneliti selama kunjungan berlangsung. Sampai dengan saat ini sudah ada 7 orang peneliti Indonesia yang memanfaatkan program kerjasama RISTEK-DFG dan 1 orang Jerman. Diantara ketujuh orang tersebut, 1 orang peneliti, yang melakukan consultative visit, telah mendapatkan research grant dari BMZ/DFG. Pembahasan antara Dr. Leisch dan perwakilan DFG antara lain adalah:
- Kerjasama antara RISTEK-DFG berlangsung dengan sangat baik dan akan tetap dilanjutkan. RISTEK-DFG akan membahas mengenai landasan kerjasama (MoU ataupun LoI), sebagai dasar kerjasama
- Di masa yang akan datang DFG menawarkan internship di kantor pusat DFG di Bonn untuk Asdep PRI. Apabila RISTEK menyambut baik usulan tersebut, maka RISTEK perlu mengajukan surat tertulis mengenai hal ini. Lama intership adalah 2-3 minggu.