Kementerian Negara Riset dan Teknologi
PROGRAM RISET,
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
I N T E R N A S I O N A L
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Republik Indonesia
- Kerjasama
- Bilateral
- Afrika Selatan
- Amerika Serikat
- Australia
- Austria
- Belanda
- Brazil
- Cina
- Hongaria
- India
- Iran
- Italia
- Jepang
- Jerman
- Korea Selatan
- Korea Utara
- Kuba
- Malaysia
- Mesir
- Perancis
- Rumania
- Rusia
- Slovenia
- Sudan
- Tunisia
- Regional
- ASEAN COST
- Multilateral
- APEC ISTWG
- NAM S&T CENTRE
- APSCO
- FEALAC
- G77
- D8
- IAEA
Wednesday, February 14, 2007
Akhir dari roadshow Deputi Bidang Program Riptek ke LPND Ristek adalah dengan melakukan kunjungan ke BAPETEN (Badan Pengawas Tenaga Nuklir) pada tanggal 13 Februari 2007. Tujuan roadshow untuk memperkenalkan rancangan peluncuran website Program Riset dan Teknologi Internasional (RISTEK), pembentukan FIRST (Forum on International Research Science & Technology), selain kinerja program-program Riptek Internasional.
Dalam kunjungan ke BAPETEN, Dr.Bambang Setiadi, Deputi Program Riptek mempresentasikan hasil-hasil dari kerjasama luar negeri ristek yang masih aktif dan yang tidak aktif, baik secara bilateral maupun multilateral serta permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh setiap instansi apabila melaksanakan suatu kerjasama riset internasional.
Dari hasil diskusi, diidentifikasi bahwa masing-masing lembaga memberi responsive yang sangat baik, secara positif maupun negatif, namun intinya adalah kritik untuk membangun sinergi antar lembaga ristek dalam program internasional.
Selain BPPT dan LIPI yang umum, tercermin core competence masing-masing lembaga dalam kerjasama teknis yang dilaksanakan, misalnya BAPETEN, mengantisipasi untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan merupakan tindakan yang diprioritaskan oleh BAPETEN, dengan kata lain, tindakan preemptive merupakan ciri utama kerjasama teknis internasional (ASDEP PRI).
Dalam kunjungan ke BAPETEN, Dr.Bambang Setiadi, Deputi Program Riptek mempresentasikan hasil-hasil dari kerjasama luar negeri ristek yang masih aktif dan yang tidak aktif, baik secara bilateral maupun multilateral serta permasalahan-permasalahan yang harus dihadapi oleh setiap instansi apabila melaksanakan suatu kerjasama riset internasional.
Dari hasil diskusi, diidentifikasi bahwa masing-masing lembaga memberi responsive yang sangat baik, secara positif maupun negatif, namun intinya adalah kritik untuk membangun sinergi antar lembaga ristek dalam program internasional.
Selain BPPT dan LIPI yang umum, tercermin core competence masing-masing lembaga dalam kerjasama teknis yang dilaksanakan, misalnya BAPETEN, mengantisipasi untuk mencegah terjadinya suatu kesalahan merupakan tindakan yang diprioritaskan oleh BAPETEN, dengan kata lain, tindakan preemptive merupakan ciri utama kerjasama teknis internasional (ASDEP PRI).